.

Jumat, 15 Oktober 2010

Mengenal Lebih Dekat dengan Wisata di Palembang

Siapa yang tak kenal Palembang. Kota tua ini sesungguhnya kaya akan objek wisata, terutama di sepanjang kawasan Sungai Musi.
Bila Anda berjalan-jalan di sana, dengan mudah dapat dijumpai beragam objek wisata: rumah rakit, warung legenda, Bagus Kuning, Masjid Lawang Kidul, Ki Merogan, Benteng Kuto Besak, Pulau Kemaro. Macam-macam.
Cukup dengan menggunakan speed boat, kapal ketek, maupun rakit, atau bisa juga dengan kapal wisata, seperti kapal Sigentar Alam, Puteri Kembang Dadar, Anda dijamin bakalan puas menikmati keindahan aneka objek wisata itu.
Selain kaya dengan tempat wisata, Palembang juga dikenal dengan Jembatan Ampera-nya. Jembatan yang dibangun di era Soekarno, ini menjadi jembatan penghubung Seberang Ulu dan Seberang Ilir, tepat di atas Sungai Musi.
Jembatan Ampera panjangnya 1.777 meter dengan lebar 22 meter, dan tinggi 11,50 meter di atas permukaan Sungai Musi.
Ada juga makanan khas Palembang seperti pempek, kerupuk dan kempelang. Di beberapa even, entah itu lokal, nasional, maupun internasional, aneka jajanan itu kerap jadi buah tangan para pengunjung yang mampir di kota yang bervisi internasional, ini.
Dengan segala keunikannya, Palembang, yang juga dijuluki “Venezia dari Timur” karena kekhasan wisata airnya, tak pelak jadi salah satu kota tujuan wisata di Tanah Air.
“Palembang jauh lebih aman dibandingkan dulu,” ujar Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Palembang, Bukman Lian.
“Aman-aman saja. Saya pulang ke rumah sampai jam 10 malam, Palembang tetap aman,” kata Marsia, salah seorang pedagang, menambahkan. (nov) sumber http://kominfo.palembang.go.id
Read more »

Musi Banyuasin

Potensi wisata alam di Kabupaten Musi Banyuasin sebagian besar masih alami dan belum ada pengelolaan maksimal langsung dari pemerintah setempat. Daya tarik alam inilah yang menjadi satu-satunya potensi yang dapat dikembangkan yang merupakan potensi tersembunyi (Hidden Potential) untuk segera dikembangkan. Musi Banyuasin mempunyai beragam wisata yang berpotensi untuk dikembangkan diantaranya adalah 7 buah danau yang berada di beberapa kecamatan. Untuk menarik para wisatawan Kab. Muba telah melengkapi sarana penunjang diantaranya adalah Petromuba Building yang berfungsi sebagai pusat kegiatan bisnis serta Hotel Ranggonang yang merupakan hotel bintang tiga dengan fasilitas meeting room, coffee shop dan lounge terdiri dari 38 kamar. Selain itu Pemkab Muba juga telah menyediakan sarana penunjang lainnya dengan membangun 5 venues PON XVIII yang berstandar internasional yaitu kolam renang, sirkuit, lapangan terbang, stable kuda dan GOR Ranggonang, dimana setelah penyelenggaraan PON XVI dapat digunakan untuk arena penyelenggaraan berbagai event kejuaraan nasional.
Potensi pariwisata

No
Tempat wisata
Lokasi
1
  Danau Cala
  Lais
2
  Danau Ujan Emas
  Sanga Desa
3
  Danau Ulak Lia
  Sekayu
4
  Danau Konger
  Sungai Keruh
5
  Danau Tebat Ginde Sage
  Babat Toman
6
  Danau Gaslam
  Babat Toman
7
  Danau Sidowali
  Babat Toman


Read more »

Pagar Alam

CAGAR BUDAYA PAGAR ALAM

PALEMBANG, SRIPO - Kota Pagaralam resmi ditetapkan sebagai daerah cagar budaya terbesar kedua di Indonesia setelah jawa Tengah, sehingga menjadikan Kota Besemah itu menjadi daerah tujuan wisata atau Tourism Resort Nasional. Penetapan ini terkait banyaknya temuan benda-benda bersejarah sehingga menjadi perhatian Jakarta dan para ahli arkeologi.
Hanya saja, benda-benda cagar budaya tersebut harus terus dijaga, dirawat, dilindungi dan dilestarikan, dan tidak sebatas hanya bangga semata. Pasalnya, masih banyak situs-situs yang belum tertata rapi sehingga sebagian situs terancam. Untuk itu, perlu dilakukan inventarisasi terhadap temuan benda bersejarah itu agar dapat dipetakan untuk menjadi daerah tujuan wisata Nasional. “Benda cagar budaya yang ukurannya kecil, sangat mudah dibawa, nah agar tidak hilang, harus disimpan di Museum. Tetapi, sayangnya Kota Pagaralam belum memiliki Museum," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel, Jonson, usai melakukan tanam pohon dikawasan Jakabaring, Minggu (21/2).
Berdasarkan hasil kunjungan langsung Komisi X DPR RI ke Kota Pagaralam dan melihat nemuan benda-benda cagar budaya, Komisi X DPR RI mendukung Pagaralam dijadikan sebagai daerah cagar budaya terbesar kedua Nasional sekaligus sebagai daerah tujuan wisata batu megalit. Untuk itu, Dinas Pariwisata Kota Pagaralam dijadikan lembaga utuh guna menjaga, melestarikan dan melindungi penemuan situs-situs yang ada. “Untuk urusan batu megalit, urusan pusat. Tetapi, tidak mungkin orang pusat akan selalu memantau kondisi batu tersebut. Oleh karena itu, ditunjuk langsung Dinas Pariwisata Kota Pagaralam untuk mengawasi dan menginventarisir semua batu megalit yang ada agar lebih aman,” ungkapnya.
Ketika ditanya berapa banyak batu megalit yang ada Jonson mengungkapkan, untuk saat ini Pemprov Sumsel  belum dapat memastikan berapa banyak batu megalit yang ada di Kota Pagaralam. Pasalnya, Dinas Pariwisata Sumsel akan bekerjasama dengan Kota Pagaralam untuk melakukan inventarisir sehingga dapat dipetakan untuk menjadi daerah tujuan wisata megalit.
Sebenarnya, ungkap Jonson, batu megalit yang baru ditemukan berada di jalan setapak yang kerap digunakan warga untuk pergi kekebun. Tetapi karena posisinya tertanam tidak diketahui bahwa batu tersebut adalah benda bersejarah. Untuk itu, bukan tidak mungkin akan ditemukan lebih banyak lagi batu-batu megalit dikawasan kampung megalit di dusun Sekendal sehingga menjadi daerah tourism resort.
Mengenai adanya temuan gelang dan guci oleh warga yang merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya, Jonson menghimbau agar penemuan tersebut dapat diserahkan kepada pemerintah. Begitu juga dengan adanya megalit yang berada dibawah rumah warga yang sengaja ditimbun. “Ditimbunnya megalit oleh warga tersebut karena mereka takut. Sebab, jika megalit tersebut diangkat mereka akan direlokasi. Begitu juga dengan penemuan gelang dan guci peninggalan kerajaan Sriwijaya. Oleh karena itu, kita akan melakukan penjelasan dan dialog agar mereka sadar. Sebab, jika menjual peninggalan bersejarah akan dikenakan hukuman sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2002 tentang cagar budaya,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut diungkapkan Jonson, DPR RI dan Pusat juga menetapkan Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai destinasi utama. Dimana terdapat tiga prioritas daerah tujuan yakni Palembang , Jakabaring dan Kota Pagaralam. “Palembang kota perdagangan, Jakabaring tujuan wisata olahraga dan Kota Pagaralam tujuan wisata budaya. Oleh karena itu, apakah kita siap untuk menampung semua pengunjung yang ada nantinya seperti hotel, souvenir dan lainnya. Oleh karena itu, dari sekarang harus disiapkan,” pungkasnya.
Pagaralam Siap
Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Pagaralam H Syafrudin mengungkapkan, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga dan melestarikan berbagai peninggalan bersejarah tersebut. Untuk itu, pihaknya tentunya harus memiliki wadah yakni museum yang saat ini belum ada di Kota Pagaralam. Oleh karena itu, kedepan akan ada Museum peninggalan bersejarah di Kota Pagaralam. “Selain tempat penyimpanan, museum juga dapat dijadikan tempat pendidikan," katanya.
http://www.sumselprov.go.id/index.php?module=newsdetail&id=3621

PARIWISATA PAGARALAM


WISATA Pagar Alam sebenarnya bukan hanya ada Gunung Dempo dan patung- patung megalitik. Di kota yang dikitari gugusan Pegunungan Bukit Barisan berhawa sejuk ini, terdapat pula beberapa lokasi wisata lain.
lematangSalah satunya adalah air terjun Lematang Indah. Lokasinya begitu mudah dijangkau karena berada di tepi jalan di pinggiran Kota Pagar Alam, di antara Lahat dan Kota Pagar Alam. Keindahan panorama di kawasan ini menjadi semakin menawan karena dilalui jalan yang berliku-liku dengan tikungan tajam di dekatnya. Pengunjung yang hendak melihat air terjun setinggi 40 meter, bahkan bisa menyaksikannya dari tepi jalan persis di tikungan paling tajam.
Bagi pengunjung yang ingin melihat lebih dekat dan merasakan cipratan air terjun, dari lokasi tepi jalan berliku bisa turun melalui tangga batu hingga ke sekitar dasar air terjun. Jika merasa lelah karena menuruni tangga yang curam, pengunjung bisa beristirahat di beberapa warung makanan dan minuman di sekitar air terjun. Sejumlah tempat duduk juga terdapat di lokasi itu.
"Banyak pengunjung yang lewat di jalan ini berhenti di sini dan melihat air terjun Lematang Indah tanpa berjalan ke bawah sana. Pengunjung pun kadang mengabadikan air terjun itu cukup dari sini," ujar penjaga pintu masuk tangga. Pengunjung yang hendak turun melalui tangga cukup membayar tiket masuk ke dalam kawasan air terjun seharga Rp 1000. Air terjun Lematang Indah memang menjadi salah satu andalan pariwisata setempat, selain tentu saja perkebunan teh di Gunung Dempo.

Tempat wisata ini tentu saja menjadi andalan karena lokasinya yang sangat strategis. Siapa pun yang datang dari arah kota Lahat dan hendak menuju pusat Kota Pagar Alam pasti melewati kawasan Lematang Indah. Orang cukup memarkir kendaraan di tepi tikungan, lalu bisa menyaksikan keindahan air terjun. Lokasi ini juga sering digunakan sebagai objek wisata olah raga air yaitu Arung Jeram.
Event daerah maupun propinsi juga sering dilaksanakan di Lokasi Air Terjun Lematang. Arus air yang cukup deras dengan banyaknya bebatuan menambah keindahan dan semaraknya olah raga arung jeram tersebut Selain Air Terjun (Curugh) Lematang masih banyak lagi yang dapat dikunjung, diantaranya adalah Curugh Embun, Curugh Pancur, Air terjun Tujuh Kenangan, Curugh Mangkok, Curugh Merak. Air terjun ini terletak dalam satu kawasan di Kecamatan Pagar Alam Utara bisa juga melalui Kecamatan Pagar Alam Selatan.

objek_wisata
Objek wisata ini bisa ditempuh dengan mudah dari pusat Kota Pagar Alam dengan jarak ± 8 km dengan kondisi jalan aspal hotmix. Jalan menuju Objek Wisata ini menanjak dengan pemandangan yang indah.
Read more »

Rabu, 13 Oktober 2010

Musi Rawas

KECAMATAN Ulurawas di Kabupaten Musirawas akhir-akhir ini banyak diperbincangkan. Beberapa even bertaraf nasional digelar di kecamatan yang baru saja terbuka dari keterisoliran ini. Sebut saja, even memecahkan rekor kategori peserta makan durian terbanyak se-Indonesia dan mendapatkan penghargaan dari Musium Rekor Indonesia (MURI), serta even arung jeram tingkat nasional yang digelar Pemkab setempat pekan lalu.
Bak mutiara terpendam, kecamatan yang berbatasan dengan propinsi Jambi dan propinsi Bengkulu ini, kilaunya kini mulai tampak. Potensi-potensi yang ada kini mulai digali, terutama dalam bidang pariwisata dan kebudayaan. Pemkab Musirawas menjadikan daerah ini sebagai pusat wisata alam. Ada beberapa objek wisata alam yang cukup potensial untuk dikembangkan dan menjadi andalan, antara lain wisata alam arung jeram, yang berlokasi di Desa Pulaukidak.
Wisata arung jeram diwilayah ini cukup menantang dan patut dijajal oleh para rafter. Arus deras Sungai Rawas yang berhulu di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini cukup memicu adrenalin dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Sekretaris Jendral Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB-FAJI) Budi Yakin, saat lomba arung jeram beberapa waktu lalu menyatakan, lokasi arung jeram di Desa Pulaukidak ini cukup memenuhi standar untuk dijadikan ajang arung jeram dan termasuk dalam kategori grade II.
Kondisi alam di sekitar lokasi arung jeram yang tergolong masih perawan dan berbatasan langsung dengan kawasan TNKS, juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ketempat ini. Untuk mencapai lokasi tak terlalu sulit, karena sudah dibangun jalan darat yang cukup memadai, dan hanya memakan waktu sekitar dua setengah jam dari kota Lubuklinggau.
Layaknya sebuah lokasi wisata, mestinya memang didukung dengan fasilitas-fasilitas, seperti tempat peristirahatan maupun cafe dan restauran yang menyajikan menu tata boga yang lengkap. Sementara, fasilitas tersebut dilokasi ini belum begitu memadai. Hal itu tentunya akan menjadi perhatian Pemkab Musirawas kedepan untuk menyediakanny
a. Karena dengan telah dicanangkannya Ulurawas sebagai daerah tujuan wisata alam tentunya hal itu akan menjadi perhatian pemerintah setempat. Apalagi, selain lokasi wisata arung jeram, didaerah ini juga terdapat lokasi wisata alam lainnya yang cukup menakjubkan, yaitu Goa Batu Napallicin.


Goa Batu Napal Licin

SELAIN wisata arung jeram, ada satu lagi lokasi wisata alam yang menjadi andalan Kecamatan Ulurawas, yaitu goa batu yang terletak di Desa Napallicin. Goa batu yang tersembunyi dibalik rerimbunan pohon ini cukup menakjubkan dan pesonanya memancing decak kagum para wisatawan mancanegara yang pernah mengunjunginya di era 90-an lalu.

Lokasi Goa yang didalamnya kaya dengan stalagtit dan stalagmit ini berjarak sekitar 135 KM dari Kota Lubuklinggau. Melalui jalur sungai, dapat ditempuh dengan waktu sekitar enam jam. Namun, kini untuk mencapai lokasi goa tersebut, dapat ditempuh melalui jalur 
darat, yang sudah dibangun Pemkab Musirawas, dengan waktu tempuh sekitar empat jam.
Goa Batu Napallicin, merupakan sebuah batu besar berongga, dengan panjang sekitar 500 meter. Mulut goa agak tersembunyi dan berada di kaki bukit kecil diseberang desa, dengan lebar sekitar 20 meter dan ketinggian sekitar 15 meter. Untuk mencapai mulut goa
 melalui tebing yang cukup curam, sekitar 30 meter dari pinggiran jalan desa, yang persis berada di kaki bukit kecil tersebut.

Saat memasuki goa ini, hawa lembab dan basah akan menyapa. Dibagian depan, dekat pintu masuk, terdapat dua batu kembar, yang tertanam didasar goa, dan menjulang tinggi menyatu dengan langit-langit. Sepintas lalu, batu kembar itu, mirip dua raksasa. Oleh karenanya, masyarakat setempat menyebut batu kembar itu sebagai ôHulubalangö penjaga goa.
Melewati dua ôHulubalangö itu, pengunjung dihadapkan pada sebuah lorong terjal dan mendaki. Pengunjung mesti hati-hati, karena lorong tersebut agak basah dan licin, karena tetesan air yang menetes dari langut-langit goa. Lorong tersebut panjangnya sekitar 30 meter, menghubungkan kesebuah ruangan bercabang. Satu cabang mengarah ke Sungai Rawas, dan satu cabang lagi mengarah ke ruangan lain yang banyak terdapat dalam goa tersebut.
Untuk mencapai bagian lain dalam goa batu itu, melalui cabang lorong sebelah kanan, terkadang pengunjung harus berjalan menunduk dan merangkak. Karena, dibeberapa bagian lorong goa sangat sempit, tak bisa dilewati dengan berjalan tegak. Dibeberapa bagian dinding lorong ini, juga banyak dijumpai tangga bambu menjulang tinggi ke langit-langit goa. Tangga bambu ini adalah jalan bagi masyarakat setempat untuk mencapai sarang burung walet yang memang banyak dijumpai dalam goa itu.

Setelah melewati lorong-lorong sempit, basah dan terjal penuh tantangan itu, kelelahan pengunjung akan segera terobati. Dipenghujung lorong, pengunjung disambut seberkas cahaya yang mulai nampak samar-samar. Cahaya itu adalah sinar matahari yang menembus langsung masuk kedalam sebuah ruangan besar, yang bagian atasnya menganga lebar. Panorama di ruangan besar ini, begitu memesona. Sembari beristirahat, pengunjung dapat menikmati suguhan batu-batu alam aneka bentuk, yang banyak terdapat nun diatas ketinggian dinding-dinding goa. Adapun dibagian atas uangan besar itu, masih merupakan bagian dari goa batu, yang ujungnya menembus ke bagian goa lain, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan Goa Payung.
Goa Batu Napallicin ini sekitar tahun 1993 û 1994 pernah dibuka untuk tujuan wisata oleh investor keturunan Belanda. Dimana setiap bulannya, cukup banyak turis-turis yang datang, terutama turis mancanegara, dan kebanyakan dari Benua Eropa. Saat itu, investor juga membangun semacam tempat peristirahatan bagi pengunjung, yang lokasinya dipinggiran Sungai Rawas, dan dikenal dengan nama ôKubu Lodgeö. Namun, sejak krisis moneter melanda pada akhir tahun 1990-an, jumlah wisatawan yang mengunjungi Goa Batu Napallicin makin berkurang.
dipost oleh Sriwijaya Post - Sabtu, 19 Desember 2009 19:21 WIB
Read more »

Danau Ranau

Danau Ranau merupakan danau terbesar dan terindah di Sumatera Selatan yang terletak di kecamatan Banding Agung Kabupaten UKO Selatan (dahulu masuk dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu). Berjarak sekitar 342 km dari kota palembang, 130 km dari kota Baturaja, dan 50 kilometer dari Muara Dua, ibu kota OKU Selatan, dengan jarak tempuh dengan mobil sekitar 7 jam dari kota Palembang. Sementara dari Bandar Lampung, danau ini bisa ditempuh melalui Bukit Kemuning dan Liwa. Secara geografis, danau ini terletak di perbatasan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung.
Danau Ranau yang mempunyai luas sekitar 8×16 km dengan latar belakang gunung Seminung (ketinggian ± 1.880 m dpl), dikelilingi oleh bukit dan lembah. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari cerah suhu berkisar antara 20° – 26° Celsius. Terletak pada posisi 4°51’45″ bujur selatan dan 103°55’50″ bujur timur.

Asal-Usul
Menurut cerita, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi cekungan itu. Lama-kelamaan lubang besar itu penuh dengan air. 
Sekeliling danau ditumbuhi berbagai tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakan Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut.
Pada sisi lain di kaki gunung Seminung terdapat sumber air panas dari dasar danau. Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun Subik. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa. 
Pulau Marisa sebenarnya daratan yang terpisah dari kaki Gunung Seminung karena genangan air danau. Di daratan yang luasnya tidak lebih dari satu hektar itu terdapat pohon-pohon kelapa, dan pengunjung bisa sekadar mampir untuk menikmati keindahan secuil daratan itu. 
Danau Ranau memang memiliki pesona. Bagaimana tidak? Bekas letusan gunung berapi tersebut seolah membentuk panggung alam nan elok. Gunung Seminung  menjulang 1.880 meter di atas permukaan laut menjadi latar belakang dengan nuansa magis. Tebing dan barisan perbukitan menjadi pagar pembatas panggung megah itu. 
Hamparan sawah hijau berpadu dengan air Danau Ranau yang biru seolah menjadi pelataran tempat berbagai jenis ikan berenang. Butir-butir kopi yang merah seakan-akan menjadi pemanis keindahan itu. Keelokan itu menjadi lengkap dengan bingkai indah pantai berpasir dan kerikil putih di sepanjang tepian. 
Kawasan Danau Ranau belum digarap dengan sungguh-sungguh. Promosi pariwisata yang digalang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, lewat Festival Danau Ranau belum memancing minat investor secara maksimal. Promosi yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat lewat Festival Teluk Setabas pun hingga kini belum mendatangkan investasi. 
Danau Ranau dari sisi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan maupun Liwa, Lampung Barat, sama-sama indah. Wisatawan ingin kembali ke sana, meskipun hanya berperahu atau sekadar menikmati deburan ombak. Pesona Danau Ranau tetap mengundang keinginan datang kembali. 
Pengunjung yang tidak suka berperahu bisa menghabiskan waktu dengan beristirahat di penginapan. Di tepi Danau Ranau terdapat beberapa penginapan, yakni Seminung Lumbok Resort, Kotabatu di Banding Agung, dan cottage PT Pusri di Sukamarga. 
Di kawasan wisata itu juga terdapat obyek tambahan bagi pengunjung, yakni air panas  dengan kekhasan sendiri, karena mengalir langsung dari lubang-lubang di tebing. Air panas yang mengandung kadar belerang cukup tinggi ini terletak di Desa Air Panas di kaki Gunung Seminung. Lokasinya persis di seberang cottage milik PT Pusri di Sukamarga. Perjalanan dengan perahu motor dari Sukamarga ke lokasi air panas hanya sekitar 20 menit. 
Pengunjung bisa datang kapan saja dan menikmati air panas yang tak pernah habis mengucur dari perut bumi tersebut. Saat berperahu motor di danau dengan tujuan air panas, pesona keindahan Danau Ranau pun begitu terasa. Ombaknya tidak terlalu besar, airnya biru bening, dan pesona alam sekelilingnya yang bergunung-gunung, niscaya memberi kesan mendalam bagi pengunjung. 
Air panas di tepian Danau Ranau mengucur langsung dari celah-celah kaki Gunung Seminung. Ketika kaki dicelupkan ke aliran air tersebut, rasa panas langsung menyengat. Pengunjung tidak sekadar mandi di air hangat. Air panas itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. 
Bagi pengunjung yang tidak mandi, mereka bisa menikmati keindahan danau di sekitar air panas dengan duduk-duduk di warung atau dermaga. Sejumlah warung makanan terdapat di lokasi itu, berdampingan dengan kolam air panas. Di warung-warung inilah dijajakan hasil alam Gunung Seminung, terutama alpokat dan petai.
Legenda
Tempat wisata dalam wilayah Lampung Barat terletak di Desa Lombok. Di sini telah dibangun daerah wisata terpadu meliputi hotel, tempat penangkaran rusa dan lain-lain. Rumah penduduk juga dijadikan tempat menginap wisatawan, sehingga mereka bisa merasakan tinggal di rumah panggung.
Penduduk sekitar danau menurutkan banyak kisah yang menceritakan asal usul Danau Ranau. Meskipun secara teori ilmiah diyakini danau ini terjadi akibat gempa tektonik, seperti Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Maninjau di Sumbar, sebagian besar masyarakat sekitar masih percaya danau ini berasal dari pohon ara. Konon, di tengah daerah yang kini menjadi danau itu tumbuh pohon ara sangat besar berwarna hitam.

Konon masyarakat dari berbagai daerah seperti Ogan, Krui, Libahhaji, Muaradua, Komering, berkumpul di sekeliling pohon. Mereka mendapat kabar jika ingin mendapatkan air, harus menebang pohon ara tersebut. Masyarakat dari berbagai daerah itu berkumpul dengan membawa makanan seperti sagon, kerak nasi, dan makanan lainnya.
Persis saat akan menebang pohon, masyarakat kebingungan cara memotongnya. Ketika itulah muncul burung di puncak pohon mengatakan warga harus membuat alat berbentuk mirip kaki manusia. Mereka membuat alat menggunakan batu dengan gagang kayu. Akhirnya pohon ara pun tumbang.
Dari lubang bekas pohon ara itu keluar air dan akhirnya meluas hingga membentuk danau. Sementara pohon ara yang melintang kemudian membentuk Gunung Seminung. Karena marah, jin di Gunung Pesagi meludah hingga membuat air panas di dekat Danau Ranau. Sedangkan serpihan batu dan tanah akibat tumbangnya pohon ara menjadi bukit di sekeliling danau.
Masih di sisi Danau Ranau, tepatnya di Pekon Sukabanjar, berseberangan dengan Lombok, terdapat kuburan yang diyakini masyarakat sebagai makam Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Makam keduanya terletak di kebun warga Sukabanjar bernama Maimunah. Untuk menuju ke lokasi, selain naik perahu motor dari Lombok, bisa juga dengan berkendaraan.
Menurut juru kunci kuburan, H Haskia, di sini terdapat dua buah batu besar. Satu batu telungkup diyakini sebagai makam Si Pahit Lidah dan satu batu berdiri sebagai makam Si Mata Empat. Si Pahit Lidah disebut sebagai Serunting Sakti dari Kerajaan Majapahit. Karena dianggap nakal, Si Pahit Lidah yang bernama asli Raden Sukma Jati ini oleh raja diusir ke Sumatera. Akhirnya, dia menetap di Bengkulu, Pagaralam, dan Lampung.
Si Pahit Lidah memiliki kelebihan, yakni setiap apa yang dikemukakannya terkabul menjadi batu. Akibatnya, Si Mata Empat dari India mencarinya hingga bertemu di Lampung, tepatnya di Way Mengaku. Di Way Mengaku keduanya saling mengaku nama. Lalu, keduanya beradu ketangguhan.
Salah satu yang dilakukan adalah memakan buah berbentuk seperti aren. Ternyata buah aren itu pantangan bagi Si Pahit Lidah. Karena makan, ia  tewas. Sementara Si Mata Empat yang mendengar kabar lidah Si Pahit Lidah beracun tidak percaya dan mencoba menjilatnya. Akhirnya, dia pun tewas. Peristiwanya, menurut penuturan H Haskia, terjadi di Pulau Pisang. Lalu, kuburannya ditemukan di pinggir Danau Ranau.(Dari berbagai sumber)
Read more »

Wisata Sejarah

Read more »

Wisata Budaya

Read more »

Panorama Air Terjun

Read more »

Panorama pantai

Read more »

Wisata Alam

Read more »

Arifin. Diberdayakan oleh Blogger.