.

Rabu, 13 Oktober 2010

Musi Rawas

KECAMATAN Ulurawas di Kabupaten Musirawas akhir-akhir ini banyak diperbincangkan. Beberapa even bertaraf nasional digelar di kecamatan yang baru saja terbuka dari keterisoliran ini. Sebut saja, even memecahkan rekor kategori peserta makan durian terbanyak se-Indonesia dan mendapatkan penghargaan dari Musium Rekor Indonesia (MURI), serta even arung jeram tingkat nasional yang digelar Pemkab setempat pekan lalu.
Bak mutiara terpendam, kecamatan yang berbatasan dengan propinsi Jambi dan propinsi Bengkulu ini, kilaunya kini mulai tampak. Potensi-potensi yang ada kini mulai digali, terutama dalam bidang pariwisata dan kebudayaan. Pemkab Musirawas menjadikan daerah ini sebagai pusat wisata alam. Ada beberapa objek wisata alam yang cukup potensial untuk dikembangkan dan menjadi andalan, antara lain wisata alam arung jeram, yang berlokasi di Desa Pulaukidak.
Wisata arung jeram diwilayah ini cukup menantang dan patut dijajal oleh para rafter. Arus deras Sungai Rawas yang berhulu di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini cukup memicu adrenalin dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Sekretaris Jendral Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB-FAJI) Budi Yakin, saat lomba arung jeram beberapa waktu lalu menyatakan, lokasi arung jeram di Desa Pulaukidak ini cukup memenuhi standar untuk dijadikan ajang arung jeram dan termasuk dalam kategori grade II.
Kondisi alam di sekitar lokasi arung jeram yang tergolong masih perawan dan berbatasan langsung dengan kawasan TNKS, juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ketempat ini. Untuk mencapai lokasi tak terlalu sulit, karena sudah dibangun jalan darat yang cukup memadai, dan hanya memakan waktu sekitar dua setengah jam dari kota Lubuklinggau.
Layaknya sebuah lokasi wisata, mestinya memang didukung dengan fasilitas-fasilitas, seperti tempat peristirahatan maupun cafe dan restauran yang menyajikan menu tata boga yang lengkap. Sementara, fasilitas tersebut dilokasi ini belum begitu memadai. Hal itu tentunya akan menjadi perhatian Pemkab Musirawas kedepan untuk menyediakanny
a. Karena dengan telah dicanangkannya Ulurawas sebagai daerah tujuan wisata alam tentunya hal itu akan menjadi perhatian pemerintah setempat. Apalagi, selain lokasi wisata arung jeram, didaerah ini juga terdapat lokasi wisata alam lainnya yang cukup menakjubkan, yaitu Goa Batu Napallicin.


Goa Batu Napal Licin

SELAIN wisata arung jeram, ada satu lagi lokasi wisata alam yang menjadi andalan Kecamatan Ulurawas, yaitu goa batu yang terletak di Desa Napallicin. Goa batu yang tersembunyi dibalik rerimbunan pohon ini cukup menakjubkan dan pesonanya memancing decak kagum para wisatawan mancanegara yang pernah mengunjunginya di era 90-an lalu.

Lokasi Goa yang didalamnya kaya dengan stalagtit dan stalagmit ini berjarak sekitar 135 KM dari Kota Lubuklinggau. Melalui jalur sungai, dapat ditempuh dengan waktu sekitar enam jam. Namun, kini untuk mencapai lokasi goa tersebut, dapat ditempuh melalui jalur 
darat, yang sudah dibangun Pemkab Musirawas, dengan waktu tempuh sekitar empat jam.
Goa Batu Napallicin, merupakan sebuah batu besar berongga, dengan panjang sekitar 500 meter. Mulut goa agak tersembunyi dan berada di kaki bukit kecil diseberang desa, dengan lebar sekitar 20 meter dan ketinggian sekitar 15 meter. Untuk mencapai mulut goa
 melalui tebing yang cukup curam, sekitar 30 meter dari pinggiran jalan desa, yang persis berada di kaki bukit kecil tersebut.

Saat memasuki goa ini, hawa lembab dan basah akan menyapa. Dibagian depan, dekat pintu masuk, terdapat dua batu kembar, yang tertanam didasar goa, dan menjulang tinggi menyatu dengan langit-langit. Sepintas lalu, batu kembar itu, mirip dua raksasa. Oleh karenanya, masyarakat setempat menyebut batu kembar itu sebagai ôHulubalangö penjaga goa.
Melewati dua ôHulubalangö itu, pengunjung dihadapkan pada sebuah lorong terjal dan mendaki. Pengunjung mesti hati-hati, karena lorong tersebut agak basah dan licin, karena tetesan air yang menetes dari langut-langit goa. Lorong tersebut panjangnya sekitar 30 meter, menghubungkan kesebuah ruangan bercabang. Satu cabang mengarah ke Sungai Rawas, dan satu cabang lagi mengarah ke ruangan lain yang banyak terdapat dalam goa tersebut.
Untuk mencapai bagian lain dalam goa batu itu, melalui cabang lorong sebelah kanan, terkadang pengunjung harus berjalan menunduk dan merangkak. Karena, dibeberapa bagian lorong goa sangat sempit, tak bisa dilewati dengan berjalan tegak. Dibeberapa bagian dinding lorong ini, juga banyak dijumpai tangga bambu menjulang tinggi ke langit-langit goa. Tangga bambu ini adalah jalan bagi masyarakat setempat untuk mencapai sarang burung walet yang memang banyak dijumpai dalam goa itu.

Setelah melewati lorong-lorong sempit, basah dan terjal penuh tantangan itu, kelelahan pengunjung akan segera terobati. Dipenghujung lorong, pengunjung disambut seberkas cahaya yang mulai nampak samar-samar. Cahaya itu adalah sinar matahari yang menembus langsung masuk kedalam sebuah ruangan besar, yang bagian atasnya menganga lebar. Panorama di ruangan besar ini, begitu memesona. Sembari beristirahat, pengunjung dapat menikmati suguhan batu-batu alam aneka bentuk, yang banyak terdapat nun diatas ketinggian dinding-dinding goa. Adapun dibagian atas uangan besar itu, masih merupakan bagian dari goa batu, yang ujungnya menembus ke bagian goa lain, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan Goa Payung.
Goa Batu Napallicin ini sekitar tahun 1993 û 1994 pernah dibuka untuk tujuan wisata oleh investor keturunan Belanda. Dimana setiap bulannya, cukup banyak turis-turis yang datang, terutama turis mancanegara, dan kebanyakan dari Benua Eropa. Saat itu, investor juga membangun semacam tempat peristirahatan bagi pengunjung, yang lokasinya dipinggiran Sungai Rawas, dan dikenal dengan nama ôKubu Lodgeö. Namun, sejak krisis moneter melanda pada akhir tahun 1990-an, jumlah wisatawan yang mengunjungi Goa Batu Napallicin makin berkurang.
dipost oleh Sriwijaya Post - Sabtu, 19 Desember 2009 19:21 WIB

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Musi Rawas Top banget..
I proud be Musi Rawas people.

Posting Komentar

Terimakasih telah mampir ke Blog saya, silahkan tinggalkan komentar anda

Arifin. Diberdayakan oleh Blogger.